Posted by Secercah Informasi
» Tuesday, November 5, 2019
Dalam proses pelajari suatu hal anak memang condong lakukan dengan berkali-kali. Di mata orang dewasa, yang mereka kerjakan berkesan aneh serta menjemukan.
Nyatanya dengan mainkan atau lakukan hal tersebut dengan berulang-ulang anak jadi benar-benar pelajari hal baru seperti dikatakan pendiri serta Kepala Akademik Montessori Haus Asia, Rosalynn Tamara.
“Jadi jangan kita kecilkan makna ini ini yang dimainkan. Malah dengan repetisi, baru beberapa anak dapat pahami. Pahami bagaimana kehidupan itu berjalan semestinya,” kata Rosalynn
Rosalynn merekomendasikan tidak untuk mengganggu waktu anak konsentrasi bermain atau memakai suatu hal. Jika si Kecl salah memakai mainan atau barang, orang dewasa tak perlu langsung membenarkan.
“Ketika ia asik bermain, jangan kita menginterupsi. Kita perlu lihat. Jika ia terluka serta memerlukan pertolongan, karena itu disitulah baru kita memberi pertolongan. Jadi tips-nya, beri pertolongan seperlunya,” kata Rosalynn di muka Orami Community waktu lalu di Kuningan, Jakarta.
Dengan tidak menginterupsi anak yang sedang main, rasa diakui untuk dapat bermain serta kerja itu akan muncul pada anak. Sesaat, jika orang-tua justru mendikte membuat rasa yakin diri si Kecil turun. Si Kecil jadi bergantung pada orang-tua serta cuma menanti diminta, tanpa ada pelajari hal yang baru.
Janganlah lupa jika pekerjaan anak di bawah umur 6 tahun ialah bermain. Jadi jangan mengganggu anak yang sedang berupaya belajar lewat permainan ya.
ADS HERE !!!